"Gojek yang Gugur untuk Demokrasi"
"Gojek yang Gugur untuk Demokrasi"
Ia hanya seorang gojek,
berpeluh di jalanan,
mengejar rezeki demi keluarga,
namun hatinya tak bisa diam
melihat negeri dibungkam.
Di depan gedung megah ia berdiri,
membawa suara rakyat kecil,
suara yang sering ditertawakan,
sering diabaikan,
sering dianggap tak penting.
Hari itu, ia bersuara lantang,
menantang tembok ketidakadilan,
namun suara itu ditindas,
diterjang gas, dipukul keras,
hingga tubuhnya roboh tak bernyawa.
Ia gugur,
bukan di medan perang bersenjata,
melainkan di jalan demokrasi
yang katanya milik semua,
tapi hanya dijaga segelintir kuasa.
Kini ia tenang dalam peristirahatan,
helm hijaunya menjadi kenangan,
motor tuanya terparkir sunyi,
tapi semangatnya tak mati:
suara rakyat tak bisa dibungkam,
meski satu per satu tumbang.
---G_S..