"Tangan yang Licin"
"Tangan yang Licin"
Di meja rapat kau bicara manis,
menjanjikan terang di ujung lorong,
tapi di saku jasmu,
tersembunyi bayangan gelap yang panjang.
Kami melihat jalan yang berlubang,
jembatan yang setengah jadi,
seperti janji yang tinggal abu,
hilang ditelan kantongmu sendiri.
Kau tersenyum seolah pahlawan,
padahal rakyatmu kau tukar dengan kertas lusuh,
yang baunya amis,
tak bisa menutupi busuknya nurani.
Ingatlah, sejarah tak mudah lupa,
tinta dosa tak bisa kau hapus,
suatu hari, kursi empukmu
akan menjadi saksi pengadilan langit.
---G_S